FBS 2025, Momentum Kebangkitan Budaya dan Ekonomi Lokal Tulungagung

PEMERINTAHAN

gpnindonesia.com, TULUNGAGUNG – Bupati Tulungagung, H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., menyampaikan bahwa penunjukan Kabupaten Tulungagung sebagai tuan rumah Festival Budaya Spiritual (FBS) 2025 merupakan peluang penting untuk membangkitkan budaya serta menggerakkan ekonomi lokal. Hal tersebut disampaikannya pada Senin (23 Juni 2025) saat menerima kunjungan kerja dari Kementerian Kebudayaan RI sekaligus menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah.

“Pagi ini kami menyambut kunjungan kerja dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, sekaligus dilakukan penandatanganan kerja sama. Semoga pelaksanaan FBS yang dijadwalkan berlangsung pada 10 hingga 13 Juli 2025 dapat berjalan lancar,” ujar Bupati Gatut Sunu.

Ia menegaskan bahwa FBS 2025 merupakan momen penting kebangkitan budaya dan penguatan ekonomi berbasis lokal di Kabupaten Tulungagung.

Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tulungagung, Drs. Johanes Bagus Kuncoro, M.Si., menjelaskan bahwa FBS 2025 merupakan program ketiga dari Direktorat Bina Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Kementerian Kebudayaan RI, setelah sebelumnya dilaksanakan di Kota Solo dan Kabupaten Blora.

Bagus juga menambahkan bahwa rangkaian kegiatan telah dirancang secara komprehensif dengan melibatkan para budayawan, arkeolog, dan praktisi sebagai kurator. FBS 2025 akan berlangsung selama empat hari, dari 10 hingga 13 Juli 2025, dengan berbagai kegiatan antara lain: Jamasan Pusaka Tombak Kyai Upas, kirab budaya, pertunjukan wayang kulit, ruwatan sukerto, pameran dan workshop tosan aji, sarasehan, permainan tradisional, hingga pasar rakyat.

Lebih jauh, ia menyebutkan bahwa festival ini bertujuan untuk menciptakan ruang harmoni bagi budaya penghayat kepercayaan dan masyarakat adat, menginternalisasi nilai-nilai budaya spiritual serta kearifan lokal, dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kekayaan budaya tersebut.

“Festival ini juga bertujuan untuk memberdayakan komunitas, mendorong partisipasi publik, memperkuat kebhinekaan Indonesia, dan membangun ekosistem pemajuan kebudayaan berbasis kreativitas lokal,” tambah Bagus.

Tahun ini, FBS 2025 mengangkat tema “Yatra Tuk Jiwa”, yang mengandung makna perjalanan suci menuju mata air dalam diri sebagai sumber kejernihan batin dan makna kehidupan.

Dengan tema tersebut, masyarakat diajak untuk melakukan perjalanan ke dalam diri, menemukan kembali sumber ketenangan dan makna sejati dalam batin mereka.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Bidang Sejarah dan Warisan Budaya, Basuki Teguh Yuwono, menekankan pentingnya memaknai budaya spiritual secara tepat menjelang penyelenggaraan FBS 2025.

“Masih ada anggapan keliru bahwa FBS berkaitan dengan hal mistis. Padahal, festival ini adalah wadah refleksi atas nilai-nilai luhur dan keseimbangan batin. Kita perlu meluruskan persepsi ini secara bersama-sama,” ujarnya.(nj)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *