1000 Kader Ansor, Banser, rijalul ansor dan Himasal Siap jaga Kyai

PERISTIWA

gpnindonesia.com, Nganjuk, 17 Oktober 2025 — Di tengah suasana yang makin dinamis dan tuntutan menjaga marwah ulama serta pondok pesantren, sekitar seribu kader Ansor, Banser, Rijalul Ansor, dan Himasal berkumpul penuh semangat di halaman kantor PCNU Kabupaten Nganjuk. Dengan tema Jaga Kyai, Jaga Negeri, apel siaga dan gemblengan yang digelar Jumat malam ini bukan sekadar rutinitas, melainkan panggilan hati dan perjuangan menjaga pondasi moral bangsa.

Acara dibuka dengan pembacaan istighosah yang di bacakan oleh Ketua Rijalul Ansor Sahabat Nur Muhammad Saifurijal, menebar harapan dan kekuatan spiritual yang terasa menggetarkan dada para peserta. Suasana penuh khidmat itu pecah saat Ketua PC GP Ansor Nganjuk, Hamid Muzakki, membacakan pernyataan sikap yang sarat makna. Hamid mengingatkan bahwa pondok pesantren bukan hanya bangunan, tapi tempat lahirnya para pemimpin bangsa, para kyai yang menjadi benteng spiritual serta pilar sejarah kemerdekaan dan kebangsaan. “Kami siap menjadi garda terdepan, menjaga marwah kyai dan pondok pesantren dari segala upaya mereduksi dan mendiskreditkan,” tegasnya dengan suara penuh keyakinan.

Kegeraman itu muncul sebagai reaksi kuat atas video kontroversial yang disiarkan Trans7 dalam program Xpose Uncensored, yang dinilai merendahkan dan menodai citra ulama serta lembaga pesantren. Pernyataan sikap ini bukan sekedar protes, tapi wujud cinta dan tanggung jawab kader-kader muda yang mengerti betul peranan pesantren dalam menjaga jatidiri bangsa.

Sementara itu, perwakilan PCNU Kabupaten Nganjuk, KH. Roni Sya’roni, menyampaikan amanat yang menggetarkan, mengajak para kader untuk menolak keras segala bentuk fitnah dan narasi negatif yang menyasar kyai dan pondok pesantren. Ia mengingatkan bahwa setiap serangan itu bukan hanya menyerang individu, tapi juga mencoba meruntuhkan tiang kemuliaan umat dan bangsa.

Momentum ini semakin kuat ketika KH. Ali Mustofa Said dari Syuriyah PCNU memimpin pembacaan doa dan gemblengan, menguatkan mental spiritual serta fisik para kader agar dapat menjalankan amanah menjaga kyai dan bangsa dengan santun, tertib, dan penuh kesabaran. “Dalam setiap langkah kita menjaga pondok pesantren, harus ada keteladanan dan sikap santun yang mencerminkan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh para kyai,” ujarnya penuh harap.

Solidaritas ribuan kader ini menunjukkan betapa besar cinta dan tanggung jawab generasi muda dalam mengawal marwah ulama dan pondok pesantren. Mereka bukan saja pelanjut estafet perjuangan spiritual, tapi juga benteng moral yang siaga menjaga keutuhan negeri dari segala serangan. Pesantren, yang selama ini dipandang sebagai ladang ilmu dan sumber kepemimpinan, harus terus dilindungi dari stigma negatif dan distorsi kebenaran.

Dalam setiap sorot mata para kader, tersimpan tekad kuat untuk menjaga warisan ulama yang telah mengukir sejarah dan masa depan bangsa. Jaga Kyai, Jaga Negeri bukan hanya slogan, tapi janji suci mereka untuk terus berdiri kokoh menghadapi segala tantangan zaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *